Penyebab Kanker
Penyebab kanker belum diketahui secara pasti, teori yang mengatakan bahwa penyebab kanker adalah multi faktorial, artinya banyak faktor penyebab. Faktor-faktor penyebab tersebut dapat berasal dari luar tubuh penderita (faktor eksogen) dan dari dalam tubuh penderita sendiri (faktor endogen) yang masing-masing saling terkait dan saling memperkuat dalam suatu rangkaian yang rumit, bahkan setiap jenis kanker dari masing-masing alat tubuh mempunyai faktor penyebab tersendiri. Faktor-faktor penyebab kanker :
- Faktor dari dalam tubuh (faktor endogen) yaitu : genetik (keturunan), imunologik (kekebalan), psikologik (kejiwaan), hormonal, jenis kelamin, umur.
- Faktor dari luar tubuh (faktor eksogen) yaitu :
- Bahan kimia, diantaranya bahan pewarna, pengawet, asap rokok, asap industri, asap motor.
- Bahan fisik, diantaranya sinar matahari, radiasi bahan radio aktif.
- Biologik, antara lain virus, bakteri, jamur, parasit.
- Faktor perilaku atau kebiasaan hidup
- Kebiasaan minum alkohol : kanker hati
- Pola makan salah : kanker usus
- Kebiasaan merokok : kanker paru
- Tidak khitan : kanker penis dan leher rahim
- Tidak menyusui anak : kanker payudara
- Kawin muda, banyak anak : kanker leher rahim
- Seks bebas : kanker leher rahim
Beberapa contoh usaha deteksi dini kanker sebagai berikut :
- Pemeriksaan Papsmear untuk kanker leher rahim
- Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan mamografi untuk kanker payudara.
- Pemeriksaan Sitologi dahak dan rontgent foto paru untuk kanker paru.
- Pemeriksaan USG (ultrasonografi) atau scaning untuk kanker alat dalam, misalnya hati, ginjal, usus dan otak.
- Pemeriksaan Rektoskopi untuk kanker anus dan rektum.
- Mewaspadai setiap benjolan tubuh yang tidak wajar, koreng, dan perubahan tahi lalat (andeng-andeng), untuk kanker kulit dan bawah kulit.
- General Chek.
Pengobatan Kanker
Pengobatan kanker ditetapkan sesuai jenis, stadium, dan gradasi penyakitnya. Pada jenis tertentu dan pada stadium awal pengobatan bisa bersifat kuratif (menyembuhkan), pada stadium lanjut pengobatan kanker hanya bersifat paliatif (mengurangi penderitaan dan usaha memperpanjang hidup penderita). Pengobatan yang bisa dilakukan adalah :
- Operasi, yaitu mengangkat dan menghilangkan kanker sebersih mungkin dengan teknik operasi onkologi, simpel ataupun radikal. Hal ini dilakukan bila kanker masih terbatas belum membentuk anak sebar dan atau masih memungkinkan (operabel).
- Radio Terapi, yaitu membunuh atau menghambat pertumbuhan sel kanker dengan teknik radiasi, ini dilakukan bila jenis sel kanker peka terhadap radiasi.
- Khemoterapi, yaitu usaha membunuh sel kanker dengan obat kimia, cara ini dilakukan untuk jenis kanker tertentu dan biasanya merupakan pilihan terakhir bila operasi maupun radiasi tidak dapat dilakukan. Kemoterapi disamping harganya sangat mahal, penggunaannya harus sangat hati-hati karena sifatnya toksik terutama pada sumsum tulang.
- Hormonal, cara ini dilakukan untuk jenis kanker yang timbulnya diduga karena pengaruh hormon.
- Imunoterapi, cara ini masih dalam taraf penelitian.
Kanker Payudara
Angka kejadian sering pada usia 40-50 tahun, makin muda usia penderita kanker payudara, makin ganas dan angka kematiannya makin tinggi. Di Indonesia sebagaimana di Amerika, kanker payudara adalah penyebab kematian manusia yang paling tinggi.
Faktor-faktor penyebab mudahnya kena kanker payudara :
- Haidh pertama sebelum usia 10 tahun
- Tidak pernah menyusui anak
- Menopause diatas usia 50 tahun
- Tidak pernah melahirkan
- Melahirkan anak pada usia lebih dari 35 tahun
- Ada keluarga yang menderita kanker payudara
- Pernah menderita tumor jinak payudara
Tanda-tanda kelainan yang perlu diperhatikan :
- Puting susu keluar cairan (puting susu tertarik ke dalam),
- Tumbuh benjolan pada payudara dengan cepat
- Ada rasa tidak enak pada payudara
- Kelainan kulit pada payudara (seperti kulit jeruk) atau kemerahan.
- Payudara cepat membesar tanpa merasa sakit
Kanker Rahim (Carcinoma Uteri)
Kanker leher rahim, gejala-gejalanya yaitu :
- Keputihan yang tidak gatal, lama-kelamaan berbau busuk dan infeksi
- Perdarahan sesudah coitus (contact bleeding)
- Anemia oleh karena perdarahan pervaginaan
Terbanyak pada usia 31-60 tahun, faktor-faktor penyebab mudahnya terkena kanker rahim ;
- Kawin terlalu sering atau banyak pasangan
- Sosial ekonomi rendah
- Hubungan seks yang tidak baik (sering infeksi genetalia)
Penutup
Banyak kasus kanker yang disebabkan oleh :
- Kurangnya pemahaman penderita akan penyakit kanker. Pada permulaan kanker (walau benjolan sudah jelas), penderita belum banyak memberikan keluhan, tidak sakit, sehingga merasa tidak terdorong memeriksakan dirinya ke dokter. Mereka tidak tahu bahwa kelainan yang kelihatannya sangat ringan itu akan mematikannya. Banyak yang membiarkan penyakitnya sampai satu atau dua tahun lebih hingga penderita tidak dapat menahannya lagi.
- Kurang perhatian pada dirinya sendiri. Banyak yang tidak tahu akan adanya tumor atau kelainan pada dirinya, sampai tumor itu menjadi besar atau sampai timbul rasa sakit.
- Takut operasi, takut biaya pemeriksaan dan pengobatan yang mahal. Sehingga mencari cara-cara pengobatan nonmedis atau pindah dari satu dokter ke dokter lainnya.
KANKER TINJAUAN PSIKOLOGIS
1. Pribadi yang berisiko terhadap timbulnya kanker
Ditemukan bahwa penderita kanker paru-paru cenderung tidak mampu melahirkan atau mengekspresikan emosinya. Dalam menghadapi berbagai persoalan hidup penderita cenderung menggunakan mekanisme pertahanan berupa penyangkalan dan agresivitas yang berlebihan.
Aspek-aspek immunologi dari kanker mempertinggi kemungkinan bahwa mekanisme immunologis memegang peranan yang amat penting dalam menjembatani pengaruh-pengaruh psikososial bagi kerentanan dan jalannya suatu penyakit kanker. Berbagai pengalaman hidup yang menegangkan (stres full life experience) sering menjadi faktor pemicu bagi munculnya gejala-gejala klinis penyakit kanker.
2. Aspek kejiwaan penderita kanker
Fisik dan psikis mempunyai hubungan yang erat dan saling mempengaruhi. Sakit yang diderita dapat mempengaruhi aspek kognisi, emosi dan psikomotorik penderita. Pada umumnya para penderita kanker setelah terdiagnosis akan timbul berbagai respons emosional yang terdiri dari : fase shock, periode menyangkal dan tidak percaya, kemudian diikuti oleh periode kecemasan, depresi, gangguan tidur, nafsu makan menurun dan perasaan mudah tersinggung.
Aktivitas keseharian menjadi terganggu akibat menurunnya daya konsentrasi serta gangguan pikiran tentang kanker dan ketakutannya akan masa depan. Kebanyakan penderita kanker akan merasa bahwa berita bahwa dirinya dinyatakan positif menderita kanker sebagai keputusan akan datangnya kematian. Sehingga penderita menjadi tidak berdaya, hidupnya dikuasai ketidakpastian dan kecemasan yang mendalam. Kondisi ini menambah beban fisik dan psikis. Banyak dijumpai kasus neurotik yang dikenal dengan “cancerphobia”.
Beberapa penelitian menyebutkan pasien penyakit kanker mengalami berbagai macam masalah psikologis diantaranya : kesulitan penyesuaian diri, menimbulkan stres yang terus menerus, individu merasa tidak mampu melakukan coping terhadap permasalahan yang dihadapi, mengalami kecemasan, ketakutan, perasaan tidak berdaya, dan tidak berharga.
3. Terapi dan Penanganan Psikologis
- Komunikasikan sebijak mungkin tentang penyakit yang dialami penderita, dengan harapan agar dia dapat kooperatif dalam menjalani pengobatan dengan kecemasan sekecil mungkin. Pastikan telah ada kesiapan mental untuk menerima kenyataan tersebut. Terlebih lagi bila kanker yang diidapnya tidak lagi dapat diobati, namun masih dapat diatur dan dikontrol.
- Ciptakan sikap yang positif dalam keluarga. Penuh pengertian dan kooperatif dengan pihak perawat dan berikan dorongan yang tulus kepada penderita.
- Ciptakan suasana yang bersifat psikoterapiutik (ramah, penuh pengertian, simpatik, dsb) di lingkungan jasa kesehatan (dokter dan perawat) maupun keluarga. Hal itu jauh lebih dirasakan sebagai pengobatan ketimbang tindakan teknis yang diterima sebagai perawatan.
- Hadirkan dukungan spiritual dengan penuh keyakinan dan ketulusan. Biarkan penderita mengerti bahwa ada do’a yang terus mengalir untuknya, bangun kesabaran dan setawakalan yang penuh. Sajikan dukungan spiritual dengan kemasan yang indah dan empatik, jangan terkesan memaksa dan tidak mengerti reaksi mempersiapkan kelapangan dada dan kepasrahan yang penuh untuk kembali menghadap Tuhannya.
- Ciptakan iklim berpikir positif, yang akan memberikan energi ganda bagi penderita untuk terus membangun harapan yang positif bagi kesembuhannya atau kesiapannya menghadapi resiko yang paling buruk.
- Penanganan ini membutuhkan kerja sama yang sinergis antara pasien, dokter, perawat, keluarga dan masyarakat.
- Terapi khusus yang dapat diberikan adalah : Support Group Therapy, Cognitive Therapy, Relaksasi, yang kesemuanya dibingkai dengan nilai religius yang diyakini kebenarannya.
Oleh dr. Rima Fitriyani dan Pihasniwati, Psi
Bidang Kesehatan Sosial DPW PKS DIY
Jl. Ipda Tut Harsono 32 Yogyakarta, Telp. (0274) 566739